ZUBAIDAH BINTI JA’FAR
Tiada seorang
wanita pun yang telah memiliki kedudukan dan pangkat, kekayaan dan kemewahan,
kekuasaan dan kemampuan, derajat yang tinggi dan pengaruh yang luas,
sebagaimana yang telah dimiliki oleh Zubaidah Binti Ja’far, istri Harun Ar-Rasyid.
Dan juga ibu seorang Khalifah anaknya yang bernama Al-Amin. Dia adalah simbol
wanita yang bersemangat, dan contoh teladan pada zaman kerajaan Abbasiyah. Nama
aslinya Amatul Aziz binti Ja’far.
Wanita mulia
ini selalu dimanjakan dengan curahan kasih sayang semenjak kecil. Kakeknya Abu
Ja’far Al-Mansur dan pamannya Al-Mahdi, membesarkannya dengan penuh cinta.
Kakeknya sangat mengagumi sang cucu, hingga diwujudkan dalam panggilan sang “Zubaidah”
yang berarti “buih nan jernih”.
Zubaidah
adalah seorang wanita yang cerdas, bijaksana, setia dan penyayang. Pendapatnya
selalu dihormati, yang menjadikannya sebagai penasehat pribadi Khalifah. Dia
juga wanita yang fasih dan banyak menghafalkan syair dan gurindam. Dia juga
pandai mengubah syair, dan senantiasa bersedia untuk berdebat dengan kaum
lelaki dalam berbagai bidang ilmu dan seni. Disamping itu, dia juga terkenal
sebagai wanita yang cantik rupawan, yang menyebabkan ia sangat dikasihi oleh
Harun Ar-Rasyid serta diletakkannya di tempat yang tinggi lagi mulia.
Dia terkenal
sebagai seorang
yang boros membelanjakan hartanya, dalam hal kebajikan dimasa hidupnya. Dia juga meninggalkan pengaruh yang sangat berkesan pada khalayak umum, diantaranya proyek-proyek untuk kepentingan rakyat, dalam bidang sosial dan pembangunan.
yang boros membelanjakan hartanya, dalam hal kebajikan dimasa hidupnya. Dia juga meninggalkan pengaruh yang sangat berkesan pada khalayak umum, diantaranya proyek-proyek untuk kepentingan rakyat, dalam bidang sosial dan pembangunan.
Sepeninggal
suaminya, khalifah Harun Ar-Rasyid, tahta pemerintah dipegang oleh al-Ma’min
anak tirinya. Namun, kekhalifahan ini ditandai oleh peristiwa terbunuhnya
Al-Amin anak lelakinya. Semenjak itu Zubaidah tenggelam dalam kedukaan yang
dalam. Ia baru merasa terobati setelah berulang kali melaksanakan ibadah haji.
Dalam perjalanan ibadah hajinya, ia memperhatikan jamaah haji yang kesusahan
memperoleh air di Mekkah. Harga setetes air lebih mahal daripada setetes
keringat untuk memperolehnya kala itu. Dan Ketika kembali ke Baghdad, dia mengundang semua arsitek dan
para pekerja dari berbagai dunia, lalu dia berkata pada mereka, “Laksanakan
proyek air ini walaupun akan rnenelan biaya berapapun jumlahnya!”. Proyek ini
menelan biaya sebanyak 1.700.000 dinar. Mereka menyambungkan mata air dari
gunung sekitar, lalu membuat saluran itu hingga sampailah ke Mekkah. Sehingga
dapat dipergunakan orang-orang yang sedang berhaji. Dan sampai sekarang, orang
yang berhaji tidak pernah merasakan kesulitan air lagi. Maha besar Allah yang
menciptakan makhluk sebaik Zubaidah istri seorang khalifah besar.
Proyek yang
lain tidak kalah indahnya yaitu, ia memperbaiki jalan antara Baghdad dan Mekkah untuk memudahkan
perjalanan. Kemudian dia juga membangun tempat air (perigi), rumah persinggahan
(stasiun), dan industri-industri. Dia juga membangun sebuah masjid yang
terkenal dengan nama Masjid Zubaidah Ummi Ja’far di Baghdad. Dalam
perjalanannya ke Mekkah, didirikanlah sebuah istana, dengan beberapa kubah yang
menjulang. Di dalamnya dibangun pula sebuah tempat mandi dan 2 buah perigi yang
airnya tawar. Dia juga telah mendirikan tempat-tempat mandi dan perigi-perigi
di perjalanan ke Mekkah untuk memudahkan orang-orang yang pergi haji.
Zubaidah telah
hidup dalam lindungan anak tirinya khalifah Al Ma’mun dengan penuh kenikmatan
dan kemakmuran, tiada kurang apapun, sama seperti zaman suaminya, khalifah Harun
Ar-Rasyid.
Zubaidah terus menjadi tumpuan para penyair, para tabib, dan
alim ulama sholihin pada masa akhir hayatnya. Dia telah memelihara 100 jariyah,
yang semuanya menghafal Al Quran. Di istananya sering terdengar suara-suara
khusu’ orang-orang yang menghafal
Al-Qur’an. Zubaidah Binti Ja’far meninggal dunia pada tahun 216 H di Baghdad. Alangkah
bermanfaatnya hidupnya bagi umat manusia. Khususnya para muslim sedunia. Semoga
Allah menciptakan pada zaman ini wanita seperti dia. Amin ….
0 komentar:
Post a Comment